CAPACITY BUILDING APARAT DESA DAN KECAMATAN LOKASI ICARE JATIM
Pasuruan, 26 November 2025 - Bertempat di Graha Al-Mukhlasin, Kecamatan Sukorejo, Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Capacity Building bagi aparat desa dan kecamatan di wilayah pelaksanaan ICARE. Kegiatan ini dihadiri oleh aparat desa dari 3 kecamatan yang terlibat program ICARE di Jawa Timur yaitu Kecamatan Wonorejo, Sukorejo, dan Rembang.
Kepala BRMP Jawa Timur, Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP membuka kegiatan dengan menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas perangkat desa dalam memahami potensi komoditas jagung dan mangga di wilayah ICARE. Beliau berharap melalui pelatihan ini aparat desa dapat lebih siap melayani masyarakat dan mendukung kelancaran program ICARE di tingkat tapak.
Materi utama disampaikan oleh praktisi komunikasi, Risa Karmida, MA yang membahas manajemen komunikasi krisis di instansi pemerintah. Beliau menjelaskan berbagai jenis krisis seperti krisis operasional, reputasi, keamanan data, hingga krisis regulasi, serta bagaimana aparat desa harus mampu merespons cepat, akurat, dan dengan empati agar kepercayaan publik tetap terjaga. Dalam sesi diskusi yang dilaksanakan, aparat desa menyampaikan berbagai contoh situasi krisis yang pernah terjadi, mulai dari kesalahan data bantuan sosial, polemik administrasi, hingga tantangan dalam penanganan bencana. Menanggapi hal tersebut narasumber menekankan pentingnya komunikasi yang strategis serta koordinasi antara aparat desa dan pemerintah di atasnya. “Komunikasi krisis tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada atasan untuk memastikan respons yang tepat,” ungkap beliau.
Hal tersebut juga ditambahkan oleh Indra Bagus Raharjo, S.ST, M.Sc dari BRMP Jawa Timur, yang memberikan contoh terkait penyampaian informasi publik yang benar seperti kebijakan penurunan harga pupuk oleh Kementerian Pertanian yang perlu segera diinformasikan kepada petani untuk mencegah keresahan dan penyelewengan.
Kegiatan ditutup dengan penegasan prinsip-prinsip dasar komunikasi krisis, seperti kecepatan, akurasi informasi, empati, keterbukaan, serta konsistensi data. Aparat desa juga diberikan panduan bagaimana berhadapan dengan media dan memilih juru bicara yang tepat dalam situasi darurat. Sebagai tindak lanjut, kegiatan ini mendorong aparat desa untuk lebih profesional dalam menjalankan peran sebagai penghubung masyarakat dan pemerintah, serta meningkatkan kemampuan komunikasi dalam menghadapi situasi krisis di tingkat desa.