BRMP JATIM DUKUNG BIMTEK MONITORING PASCAPANEN DAN SURVEY HARGA PETANI DI MOJOKERTO
Mojokerto, 11 November 2025 - Dalam rangka monitoring pemanfaatan alat dan mesin pertanian pascapanen serta survei harga di tingkat petani atau produsen, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura telah melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Monitoring dan Evaluasi Alsintan Pascapanen pada 10 November 2025. Kegiatan ini dilanjutkan dengan Bimtek Survei Harga Tingkat Petani/Produsen Tanaman Pangan yang digelar hari ini, 11 November 2025. Kegiatan tersebut diikuti oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) perwakilan dari seluruh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) se-Kabupaten Mojokerto.
Bimtek yang diselenggarakan di BPP Dlanggu ini juga menghadirkan narasumber dari BRMP Jawa Timur, yakni Indra Kusuma, S.P., dan Dodik Saiful Hidayat.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Ludfi Ariyono, A.P., S.Sos., M.Si., serta Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Ahmad Faisol, S.TP., M.P. Dalam kesempatan tersebut, Kadis Pertanian Mojokerto menyampaikan materi bertema Penanganan Pascapanen dan Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian.
“Perlu adanya strategi yang terencana agar tercapai penanganan pascapanen yang tepat sasaran dan tepat guna. Jika ada bantuan dari pemerintah, maka SOP yang diterapkan hendaknya dapat mempermudah petani dalam proses penyalurannya. Untuk pelatihan, supaya lebih intensif dapat bekerja sama dengan Disperindag, misalnya melalui pelatihan pengemasan produk dan sebagainya,” ujar Lutfi.
Sementara itu, Indra Kusuma, S.P. (Penyuluh BRMP Jatim), dalam materinya menjelaskan bahwa survei harga komoditas pangan di tingkat petani sangat penting untuk memahami dinamika ekonomi pertanian. Ia menambahkan, pemanfaatan data hasil survei dapat membantu meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP).
“Dalam pelaksanaannya, petugas survei atau penyuluh pertanian dapat sekaligus mengambil data analisis usaha tani, melakukan evaluasi terhadap biaya produksi, serta memberikan solusi agar usaha tani menjadi lebih efisien, hemat biaya, dan menguntungkan bagi petani tanaman pangan,” terang Indra.